Bergelimang dosa mendapat Ampunan
Dikisahkan, ada seorang yang
hidup bergelimang dosa meninggal di pinggiran kota Bashrah. Perilaku buruknya
membuat tetangganya acuh tak acuh dengan kematiannya. Sehingga istrinya
tidak mendapati orang yg mau membantu membawa jenazahnya ke masjid dan
pemakaman. Terpaksa istrinya mengupahi dua orang untuk membawa jenazah
tersebut.
Dibawalah jenazah tadi ke masjid. Juga tidak ada seorangpun yang bersedia menyolatinya. Orang-orang seperti pura-pura seolah tidak terjadi apa-apa.
Dibawalah jenazah tadi ke masjid. Juga tidak ada seorangpun yang bersedia menyolatinya. Orang-orang seperti pura-pura seolah tidak terjadi apa-apa.
Istrinya memutuskan untuk segera membawa jenazah
suaminya ke pemakaman.
Di sebuah bukit yang lokasinya bersebelahan dengan pemakaman, ada seorang ulama besar yang terlihat seperti menunggu seseorang. Ternyata beliau ingin menyolati jenazah yang akan melewati tempat tersebut. Berita ulama besar akan menyolati jenazah di tempat itu segera tersiar ke seantero Bashrah. Orang-orang berduyun-duyun untuk juga ikut menyolati, serta penasaran jenazah siapakah yang mendapat kehormatan disholati oleh ulama besar. Setelah selesai menyolati, orang-orang heran dan takjub. Ternyata jenazah yang mereka sholati adalah orang yang mereka kenal sebagai ahli maksiat. Mereka bertanya kepada ulama tersebut,
"Apa yang membuat anda bersedia datang jauh-jauh ke tempat ini dan menyolati jenazah ini?"
"Ada yang berkata dalam mimpiku, "Datangilah bukit di sebelah pemakaman. Di sana kamu akan melihat jenazah yang pengiringnya hanya satu orang wanita. Sholatilah dia, karena dia orang yang mendapatkan ampunan." jawab ulama.
Di sebuah bukit yang lokasinya bersebelahan dengan pemakaman, ada seorang ulama besar yang terlihat seperti menunggu seseorang. Ternyata beliau ingin menyolati jenazah yang akan melewati tempat tersebut. Berita ulama besar akan menyolati jenazah di tempat itu segera tersiar ke seantero Bashrah. Orang-orang berduyun-duyun untuk juga ikut menyolati, serta penasaran jenazah siapakah yang mendapat kehormatan disholati oleh ulama besar. Setelah selesai menyolati, orang-orang heran dan takjub. Ternyata jenazah yang mereka sholati adalah orang yang mereka kenal sebagai ahli maksiat. Mereka bertanya kepada ulama tersebut,
"Apa yang membuat anda bersedia datang jauh-jauh ke tempat ini dan menyolati jenazah ini?"
"Ada yang berkata dalam mimpiku, "Datangilah bukit di sebelah pemakaman. Di sana kamu akan melihat jenazah yang pengiringnya hanya satu orang wanita. Sholatilah dia, karena dia orang yang mendapatkan ampunan." jawab ulama.
Bertambahlah ketakjuban orang-orang yang hadir di
tempat itu. Ulama tadi kemudian memanggil istri almarhum dan menanyakan
keseharian suaminya dan perjalanan hidupnya. Istrinya menjawab, "Dia
seperti yang sudah dikenal di kota ini. Sepanjang hari dia menghabiskan waktu
untuk bermaksiat dan minum arak."
"Coba anda perhatikan lagi, apakah ada amal kebaikan yang dia lakukan?" tanya ulama itu lagi.
"Iya setahuku tiga hal. Yang pertama, setiap dia sadar dari mabuknya pada waktu shubuh, dia mengganti bajunya, berwudhu dan melaksanakan shubuh berjamaah. Kemudian dia kembali mabuk dan berbuat maksiat.
Yang kedua, di rumahnya selalu ada dua atau satu anak yatim. Dia memperlakukan dengan baik anak yatim itu melebihi kepada anaknya sendiri.
Yang ketiga, jika dia sadar dari mabuknya di tengah gelap malam, dia menangis dan meratap, "Ya Allah, di bagian neraka jahanam mana Engkau akan menempatkan hambamu yang kotor dengan maksiat ini."
"Coba anda perhatikan lagi, apakah ada amal kebaikan yang dia lakukan?" tanya ulama itu lagi.
"Iya setahuku tiga hal. Yang pertama, setiap dia sadar dari mabuknya pada waktu shubuh, dia mengganti bajunya, berwudhu dan melaksanakan shubuh berjamaah. Kemudian dia kembali mabuk dan berbuat maksiat.
Yang kedua, di rumahnya selalu ada dua atau satu anak yatim. Dia memperlakukan dengan baik anak yatim itu melebihi kepada anaknya sendiri.
Yang ketiga, jika dia sadar dari mabuknya di tengah gelap malam, dia menangis dan meratap, "Ya Allah, di bagian neraka jahanam mana Engkau akan menempatkan hambamu yang kotor dengan maksiat ini."
Sang ulama kemudian pulang, karena dia sudah
mengetahui dengan jelas peristiwa aneh yang terjadi di siang hari itu.
( Ihya' Ulumiddin )
( Ihya' Ulumiddin )
Katakanlah: “Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui
batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kalian berputus asa dari rahmat
Allah, sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah
Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Az-Zumar: 53)