--> Skip to main content

Bahaya Memutus Silaturahim Meski Terkenal Shalih


"Dulu, di Mekkah, ada lelaki terkenal shalih yang jadi penyedia jasa titip barang," tulis Imam Abu Laist dalam Tanbihul Ghaafilinnya bab Silaturahim --dengan penyesuaian dan gaya bahasa dari hamba tentunya xexe--:
"Nah, suatu ketika ada orang menitipkan uang senilai 10 ribu dinar, lalu melancong ke luar daerah. Beberapa saat kemudian waktu ia kembali ke Mekkah, ternyata yang dititipi telah meninggal. Anak istrinya tidak tahu kemana uang itu. Bingung dia.
Akhirnya, Ia sowan ke salah satu orang ampuh di Mekkah dan diwejangi, 'Coba, sepertiga atau tengah malam, kamu ke sumur zamzam (Dulu kan belum ditutup), longokkan kepalamu ke dalam dan teriakkan: Hei Fulan bin Fulan! Aku yang menitipkan barang padamu!. Kalau ada jawaban dari sumur. Berarti Insya Allah orang itu termasuk orang ahli syurga (Mendapat kenikmatan di alam kubur)'
Namun ternyata. Tiga hari berturut-turut ia teriak-teriak di sumur zamzam, tidak ada jawaban.
'Inna Lillahi Wa Inna Ilayhi Raajiun! Yang kukhawatirkan. Jangan-jangan ia termasuk ahli neraka (Mendapat siksa di alam kubur). Coba kau menuju Yaman, di jurang Barhut. Disana ada satu sumur kecil. Dan teriaklah seperti kemaren setelah sepertiga atau tengah malam kata orang ampuh dari Mekkah tersebut.
Di atas sumur jurang Barhut. Baru satu teriakan. Langsung ada jawaban menggema dari dasar sumur.
'Celaka sampeyan! Kok bisa-bisanya menjawab dari sini?! Bukankah kelihatannya sampeyan itu ahli khair; ahli kebaikan?!'
Dari dalam sumur, terdengar jawaban penuh sesal, “Ini gara-gara, aku pernah memutus tali silaturrahim kerabatku di Khurasan. Dan belum kusambung hingga aku mati. Karenanya. Allah menempatkan ruhku disini. Oia, hartamu aman. Tidak kurang apa-apa. Tidak kupasrahkan anakku, sebab kutakpercaya padanya. Nanti, sampeyan samperi rumahku, terangkan pada putraku. Terus masuk ke dalam kamar. Gali! Disitu 10 ribu dinarmu kupendam".
---
Sebagai pamungkas dan pengingat diri:
"Ketika, banyak yang suka memperlihatkan ilmu dan menyia-nyiakan amal. Mulut berkata cinta, namun hati membenci perih. Serta suka memutus silaturrahim tali kasih. Maka, Allah Ta'ala akan melaknat mereka. Menjadikannya tuli dan buta hati", Imam Hasan Bashri.

Penulis: R Azmi
Editor: M. Aris

Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar